Jumat, 19 Februari 2010

SELAMATKAN SEBERANG, SELAMATKAN SUNGAI DURI

Abrasi sudah sejak lama menjadi musuh utama masyarakat daerah pesisir pantai, tak terkecuali di wilayah Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Kerusakan alam tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Yang pertama tentu saja faktor manusia.


Pemanfaatan secara tak terkendali sumber daya alam (dalam hal ini kayu, pasir, dan batu) oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab telah menyebabkan pesisir Sungai Duri kehilangan ”benteng” yang melindungi pantai-pantainya terhadap bahaya gelombang Laut Cina Selatan yang terkenal ganas. Selain itu, tidak adanya pulau-pulau pelindung menyebabkan pengikisan daratan terjadi terus menerus terutama disaat akhir tahun. Sejatinya Sungai Duri dikaruniai sebuah dataran pelindung. Masyarakat sekitar menyebutnya daerah ’Seberang’. Meskipun titik ini berada di wilayah Kabupaten Pontianak, namun justru pengaruhnya sangat vital bagi Kabupaten Bengkayang. Tapi saat ini keberadaan dataran tersebut sangat terancam oleh abrasi laut, serta diperparah dengan terjadinya erosi aliran sungai di sisi lain dataran tersebut. Yang lebih memprihatinkan lagi, kerusakan lingkungan ini tidak mendapat perhatian yang seharusnya dari pihak-pihak yang berwenang. Akumulasi dari semuanya itu menyebabkan garis pantai Sungai Duri berkurang drastis, yaitu mencapai kurang lebih 1-2 kilometer persegi selama kurun waktu 20 tahun. Dan bagai efek domino, hal tersebut mempengaruhi segala aspek kehidupan di Desa yang merupakan pintu gerbang Kabupaten Bengkayang ini. Mulai dari berkurangnya hasil tangkapan nelayan lokal, rusaknya sarana dan prasarana desa, hingga yang terparah, daerah ini mulai menjadi tidak produktif sehingga banyak ditinggal oleh warganya untuk merantau di kota besar atau menjadi TKI di luar negri.


Menghadapi masalah yang pelik ini, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah penanggulangan. Salah satunya yaitu dengan membuat barau/deretan kubus beton yang berguna untuk memecah ombak dan meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan akibat gelombang laut. Tercatat setidaknya 80 % pantai Desa Sungai Duri telah diberi ’sabuk beton’. Langkah tersebut ternyata cukup efektif untuk menahan laju abrasi yang semakin mengancam. Namun proyek ini memiliki beberapa kelemahan. Deretan kubus yang ditumpuk sedemikian rupa di atas tanah atau pasir yang tidak stabil, lama kelamaan akan mengalami penurunan ketinggian. Kubus-kubus yang berat akan masuk kedalam lumpur yang berakibat mengurangi keefektifan benteng tersebut. Selain itu untuk penambahan kubus baru akan memakan dana yang cukup besar sehingga kurang ekonomis. Menyadari hal tersebut pemerintah menggalakkan penanaman spesies-spesies mangove yang nantinya akan menambah kekuatan benteng pelindung seperti yang terlihat di sekitar bangunan Kantor Camat Sungai Raya. Kombinasi kubus dan mangrove dipilih karena memiliki banyak manfaat. Jenis-jenis mangrove, seperti Api-api dan bakau dapat mengikat lumpur tanah maupun pasir sehingga dapat mengurangi abrasi dan erosi, bahkan dalam jangka waktu tertentu dapat memperluas dataran. Selain itu hutan mangrove nantinya berguna sebagai tempat berkembang biak hewan laut yang mempunyai nilai ekonomi seperti ikan, kepiting, kerang dan udang sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Dengan semua kelebihan itu, tidak mengherankan keberadaan ekosistem mangrove menjadi mutlak untuk daerah Sungai Duri.


Gabungan Anak Pantai Selatan (GAPSEL) Sungai Duri menyadari hal tersebut dan telah melaksanakan beberapa kegiatan di bidang lingkungan hidup, khususnya menghadapi bahaya abrasi pantai. Setelah melakukan studi banding ke sentra pembibitan mangrove di Kabupaten Pontianak, GAPSEL bersama organisasi-organisasi lain seperti : WWF KALBAR dan SAKAWANA KALBAR, ikut sebagai peserta yang diundang dalam kegiatan Penanaman Mangrove dalam rangka HUT POLAIRUD di desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan. Dengan bekal pengalaman dan ilmu yang didapat dari kegiatan itulah, GAPSEL ingin berbuat sesuatu untuk daerah sendiri, yaitu Desa Sungai Duri. Setelah mencermati dan melewati serangkaian penelitian kecil, maka GAPSEL menyusun rencana untuk menanam mangrove di daerah Seberang yang diyakini sebagai pelindung Desa Sungai Duri terutama daerah pasar. Kerugian yang besar akan dialami oleh masyarakat dan pemerintah jika abrasi di belakang pasar Sungai Duri dibiarkan terus menerus. Selain dana yang besar untuk relokasi sarana dan prasarana, seperti ruko dan jalan raya, abrasi juga diperkirakan akan mengubah sungai di belakang pasar menjadi ’laut baru’. Dengan ketebalan lapisan pelindung yang tersisa kurang dari 5 meter (yang hanya ditumbuhi pohon nipah) ditambah deretan kubus yang semakin hilang tersapu ombak, maka bahaya yang mengancam tampak nyata di depan mata. Dampak dari abrasi tersebut sebenarnya telah dirasakan oleh masyarakat sekitar. Warga gang Pungut yang letaknya di samping bangunan Polsek Sungai Raya adalah masyarakat yang paling merasakan efek dari abrasi tersebut. Ketika musim hujan tiba dan air dari hulu turun, mengakibatkan ketinggian air bertambah dan apabila pada saat yang bersamaan terjadi ombak besar, dapat dipastikan lokasi yang padat penduduk ini akan digenangi air.


Misi penyelamatan Seberang telah disusun dan sedang dimatangkan oleh komunitas pemuda GAPSEL Sungai Duri. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui beberapa tahapan, meliputi tahap awal, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Meskipun terdapat beberapa kendala, mulai dari keterbatasan sumber bibit, perizinan dan koordinasi antara 2 Kabupaten, hingga tingkat keberhasilan yang tidak dapat dipastikan 100%, namun dengan kesungguhan hati, perhitungan yang matang, serta dukungan dari berbagai pihak, maka GAPSEL Sungai Duri yakin kegiatan ini akan berlangsung lancar sesuai rencana. Dan kalaupun kegiatan swadaya ini gagal dikemudian hari, setidaknya GAPSEL dan masyarakat Sungai Duri yang terlibat dalam kegiatan ini akan dilihat sebagai orang-orang yang telah mencoba dan berusaha, tidak berdiam diri saja. Semoga kegiatan ini dapat berlanjut dengan program-program GAPSEL lainnya yang sedang disusun seperti Pembangunan Pusat Pembibitan dan Informasi Mangrove. GAPSEL Sungai Duri juga mengharapkan partisipasi seluruh masyarakat yang peduli terhadap nasib daerah tercinta ini. Semoga semua itu mendapat suport dari masyarakat serta ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar